PUSAT LABA
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Tentang
PUSAT LABA

OLEH :
KARMILA AGUSTIN : 1530 1210 056
MELATI ROSANDA : 1530 1210 064
MUTIA EKA DESFITA : 1530 1210 070
DOSEN :
KHAIRULIS SHOBIRIN,S.E.,M.M
JURUSAN AKUNTANSI
SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN)
BATUSANGKAR
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
ucapakan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, karunia dan
petunjuknya. Yang memberikan kemudahaan kepada penulis dalam menyusun tugas
terstruktur ini.
Penyusun materi
dalam makalah ini dirangkum dalam buku sumber sumber dan internet. Materi yang
dibahas meliputi tentang “ Pusat Laba” Dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan banyak ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dorongan, dukungan dan bantuan. Sehingga tugas ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari
tentu dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan di dalamnya. Semua itu
tidak terlepas dari keterbatasan yang penulis miliki. Karena itu kritikan dan
saran dari segenap pembaca sangat diharapkan untuk kesempurnaan penulisan ini.
Batusangkar, 13 Maret 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Batasan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pusat Laba ...................................................................................... 3
B. Keunggulan dan
Kelemahan Pusat Laba ........................................ 3
C. Penilaian Kinerja
Ekonomi dan Manajemen Pusat Laba ................ 6
D. Dasar Pengukuran
Laba .................................................................. 6
E. Pusat Laba Lainnya..........................................................................
7
F. Metode Dari
Penentuan Laba..........................................................
9
G. Unit Bisnis Sebagai
Pusat Laba.......................................................
11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pusat
laba merupakan pusat pertanggungjawaban dimana kinerja finansialnya diukur
dalam ruang lingkup laba, yaitu selisih antara pendapatan dan pengeluaran. Laba
merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan pihak manajemen
senior dapat menggunakan satu indikator yang komprehensif dibandingkan harus
menggunakan beberapa indikator.
Keberadaan
suatu pusat laba akan relevan ketika perencanaan dan pengendalian laba mengaku
kepada pengukuran unit masukan dan keluaran dari pusat laba yang bersangkutan.
Langkah utama dalam membuat pusat laba adalah menentukan titik terendah dalam
organisasi dimana kedua kondisi diatas terpenuhi. Seluruh pusat tanggung jawab
diibaratkan sebagai suatu kesatuan rangkaian yang mulai dari pusat tanggung
jawab yang sangat jelas merupakan pusat laba sampai pusat tanggungjawab yang
bukan merupakan pusat laba. Manajemen harus memutuskan apakah keuntungan dari
delegasi tanggung jawab laba akan dapat menutupi kerugiannya.
Pengukuran laba dalam
suatu pusat laba melibatkan penilaian berkaitan dengan bagaimana pendapatan dan
pengeluaran diukur. Dalam hal pendapatan, pilihan metode pengakuan pendapatan
sangatlah penting. Dalam hal pengeluaran, pengukuran dapat bervariasi mulai
dari biaya veriabel yang dikeluarkan pusat laba sampai overhead korporat yang
di alokasikan penuh, termasuk pajak penghasilan. Penilaian-penilaian yang
berhubungan dengan pengukuran pendapatan dan biaya-biaya harus dipertimbangkan
tidak hanya berdasarkan pertimbangan perilaku. Kuncinya adalah memasukan beban
dan pendapatan laporan manajer pusat laba yang dipengaruhi oleh tindakan
manajer tersebut, bahkan jika tidak secara penuh.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, yang menjadi
rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1.
Apa yang di maksud dengan
pusat laba?
2.
Apa saja keunggulan dan kelemahan pusat laba ?
3.
Bagaimana penilaian kinerja ekonomi dan
manajemen pusat laba ?
4.
Apa saja dasar
pengukuran laba?
5.
Apa saja yang termasuk pusat laba lainnya ?
6.
Apa saja metode dari penentuan laba ?
7.
Apa saja yang tergolong kedalam unit bisnis
sebagai pusat laba ?
C.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk:
1.
Untuk mengetahui apa itu pusat laba.
2.
Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan pusat
laba.
3.
Untuk mengetahui penilaian kinerja ekonomi dan
manajemen pusat laba.
4.
Untuk mengetahui dasar pengukuran laba.
5.
Untuk mengetahui yang termasuk pusat laba
lainnya.
6.
Untuk mengetahui metode dari penentuan laba.
7.
Untuk mengetahui yang tergolong kedalam unit
bisnis sebagai pusat laba.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pusat
Laba
Apabila
suatu pusat penanggungjawaban diukur presentasinya atas dasar laba yang
diperoleh, maka pusat penanggungjawaban tersebut disebut Pusat Laba (Profit
Center). Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Dalam pusat
laba, baik masukan atau maupun keluaran atau dinyatakan ddalam satuan moneter.(Abdul
Halim,dkk.2000. Hal.88)
Pusat
laba dapat berbentuk divisi apabila kegiatan-kegiatan fungsional dilakssanakan
oleh unit-unit kerja ddalam lingkup ssatu organisasi sendiri. Selain itu pussat
laba juga dapat berbentuk organissasi kegiatan fungsional serta organisasi
pelayanan jassa ddan organisasi-organisasi lainnya.
Kinerja
keuangan pusat laba diukur berdasarkan laba, yang merupakan pengurangan antara
pendapatan dan biaya. Laba sekaligus merupakan alat penilaian efisiensi ddan
efektivitas pussat laba. Laba yang diperoleh suatu pusat laba perlu dibandingkan
dengan anggarannya. Hal ini diperlukan
oleh manajemen puncak sebagai langkah pengendalian pusat laba. (Abdul
Halim,dkk.2000. Hal.88)
Beberapa
bentuk organisasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Semua
perusahaan diatur menurut fungsinya pada beberapa tingkatan.
2.
Perbedaan
antara organisasi fungsioal dan organisasi devisi adalah satu rangkaian.
Perbedaan mendassar struktur fungsional dan divisi adalaah semua tipe ini
merupakan kombinasi dari keduanya.
3.
Wewenang
penuh untuk menghasilkan laba tidak bisa didelegasikan secara penuh ke satu
unit ussaha. Tingkat pendelegasian berbeda untuk masing-masing perusahaan.
B.
Keunggulan
dan Kelemahan Pusat Laba
Menjadikan
unit organisasi sebagai pusat laba dapat memberikan keuntungan sebagai berikut
: (Robert N.A dan Vijay G.2012. Hal.240-242)
1.
Kualitas keputusan dapat meningkat kerena keputusan tersebut dibuat oleh
para manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.
2.
Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena
tidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat
3.
Menejemen
kantor pusat bebas dari pengambilian keputusan harian sehingga dapat
berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas.
4.
Karena
pusat-pusat laba serupa dengan perusahaan yang independen, maka perusahaan laba
memberikan tempat pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum. Para
manajer mendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh area fungsional, ddan
manajemen yang lebih tinggi mendapatkan kesempatan untuk mengevaluasi potensi
pekerjaan yang tingkatnya lebih tinggi.
5.
Kesadaran
laba (profit
consciousness) dapat ditingkatkan karena para manajer yang bertanggungjawab
atas laba akan selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya.
6.
Pusat
laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen puncak (Top
Management) mengenai profitabilitas dari komponen-komponen individual
perusahaan.
7.
Karena
keluaran yang dihasilkan telah siap pakai, maka pusat laba sangat responsive
terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.
Contohnya: ABB (Asean Brown Boveri),
yaitu sebuah perusahaan multinasional yang berasal dari Eropa dimana perusahaan
ini bergerak di bidang energy dan distribusi, diorganisir kedalam 4.500 pusat
laba kecil. Masing-masing bertanggungjawab atas laba dan rugi serta otonomi
yang berarti. Perusahaan yang terpisah memungkinkan kita untuk membuat neraca
yang nyata dengan tanggungjawab yang nyata atas arus kas dan deviden. Dengan
neraca yang nyata, para manajer memperoleh laporan tahunan dari perubahan
ekuitas. Perusahaan yang terpisah juga menciptakan perangkat yang lebih efektiv
untuk merekrut dan memotivasi para manajer. Orang-orang dapat berjuang demi
kariernya dalam perusahaan dengan pengertian dan komitmen yang cukup.
Disamping keuntungan
yang diperoleh tadi, beberapa kelemahan bissa terjadi pada suatu pusat laba.
Kelemahan tersebut antara lain:
1.
Pengambilan
keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak untuk lebih
mengandalkan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan pribadinya atas
suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnyya pengendalian.
2.
Jika
manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi yang lebih baik
daripada manajer pusat laba pada umumnya, maka kualitas keputusan yang
diambil pada tingkat unit akan berkurang.
3.
Perselisihan dapat meningkat karena adanya argument-argumen mengenai harga
transfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum yang tepat, dan kredit untuk
pendapatan yang sebelumnya dihasilkan secara bersama-sama oleh dua atau lebih
unut bisnis.
4.
Unit-unit
organisasi yang pernah bekerja sama sebagai unit fungsional akan saling berkompetisi
satu sama lain. Peningkatan laba untuk ssatu manajer dapat berarti pengurangan
laba bagi manajer lain.
5.
Divisionalisasi
dapat mengakibatkan biaya tambahan karena adanya tambahan manajemen,
pegawai, dan pembukuan yang dibutuhkan, dan mungkin mengakibatkan duplikasi
tugas disetiap pusat laba.
6.
Para
manajer umum yang kompeten mungkin saja tidak ada dalam organisasi fungsional
karena tidak adanya kesempatan yang cukup untuk mengembangkan kompetensi
manajemen umum.
7.
Mungkin
terlalu banyak tekanan atas profitabilitas jangka pendek dengan
mengorbankan profitabilitas jangka panjang. Karena ingin melaporkan laba yang
tinggi, manajer pusat laba dapat lalai melaksanakan penelitian dan
pengembangan, program-program pelatihan, ataupun perwatan. Kecendrungan ini
khususnya terjadi ketika frekuensi pergantian manajer pusat laba relative
tinggi. Dalam situasi seperti ini, para manajer memiliki alas an yang tepat
untuk percaya bahwa tindakan-tindakan yang mereka ambil tiddak mempengaruhi
profitabilitas sampai merreka pindah ke pekerjaan lain.
8.
Tidak
ada sistem yang sangat memuaskan untuk memastikan bahwa optimalisasi laba dari
masing-masing pusat laba akan mengoptimalkan laba perusahaan secara
keseluruhan.
C.
Penilaian
Kinerja Ekonomi dan Manajemen Pusat Laba
Terdapat dua jenis pengukuran
profibilitas yang digunakan dalam mengevaluasi suatu pusat laba. Yang pertama
adalah pengukuran kinerja manajemen, yang memiliki fokus pada bagaimana
hasil kerja para manajemen. Pengukuran ini digunakan untuk perencanaan, koordinasi.
Pengendalian kegiatan sehari-hari dari pusat laba dan sebagai alat untuk
memotivasi yang tepat bagi para manajemen. Yang kedua adalah ukuran kinerja
ekonomis, yang memiliki fokus bagaimana kinerja pusat laba sebagai suatu
entitas ekonomi.
Informasi yang di perlukan untuk
tujuan tersebut biasanya tidak dapat diperoleh dari satu kelompok saja, karena
laporan manajemen digunakan dengan frekuensi yang tinggi, sementara laporan
ekonomi hanya dibuat pada saat-saat tertentu saja ketika keputusankeputusan ekonomis
harus dibuat, maka perimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam rangka
pengukuran kinerja manajemen harus merupakan prioritas utama yang ada didalam
desain yaitu sistem harus dirancang agara dapat mengukur kinerja manajemen secara
rutin, dengan informasi ekonomi yang cukup pada laporan-laporan kinerja
tersebut, dan juga dari sumber-sumber yang lain. (http://beglamlygirl.blogspot.co.id/2013/04/profitabilitas-profitabilitas-merupakan.html)
|
Pengukuran Kinerja Ekonomis
(fokus pada kinerja laba sebagai entitas
ekonomi)
D.
Dasar
Pengukuran Laba
Berbagai jenis laba yang digunakan sebagai
dasar pengukuran :
- Laba Kontribusi, yaitu
selisih antara pendapatan dengan biaya variable.
- Laba Divisi, yaitu selisih pendapatan dan biaya yang
terjadi langsung pada divisi.
- Laba terkendali, yaitu laba yang terjadi pada divisi
dikurangi biaya terkendali dari pusat.
- Laba operasional (sebelum pajak), yaitu laba divisi
dikurangi seluruh biaya yang berasal dari pusat.Laba Bersih, yaitu laba operasional
dikurangi biaya pajak.
(https://paliandri.files.wordpress.com/2010/04/bab-5-spm.doc).
E.
Pusat Laba Lainnya
Unit – unit Fungsional
Perusahaan-perusahaan multibisnis
biasanya terbagi kedalam unit-unit bisnis, dimana setiap unit diperlakukan
sebagai unit penghasil laba yang idependen. Tetapi, subunit yang ada dalam unit
bisnis tersebut daoat saj terorganisasi secara fungsional. Terkadang lebih muda
untuk membuat satu atau lebih unit fungsional- misalnya aktivitas operasi
pemasaran, manufactur, dan jasa sebagai pusat laba. Tidak ada prinsip-prinsip
tertentu yang menyatakan bahwa jenis unit tertentu yang merupakan pusat laba
dan yang lainnya bukan. Keputusan pihak manajemen untuk pusat labanya haruslah
berdasarkan besarnya pengaruh ( bahkan jika bukan pengendalian total ) yan
dilaksanakan oleh manajer unit terhadap aktivitas yang mempengaruhi laba
bersih.( Robert N.A dan Vijay G.2012. Hal.244).
1. Pemasaran
Aktivitas pemasaran daoat dijadikan sebagai pusat laba dengan
membebankan biaya dari produk yang terjual. Harga transfer ini memberikan informasi
yang relevan bagi manajer pemasaran dalam membuat trade-off pendapatan /
pengeluaran yang optimal, dan praktik standar untuk mengukur manajer pusat laba
berdasarkan profitabilitasnya akan memberikan evaluasi terhadap trade-off yang
dibuat Kapan seharusnya kegiatan pemasaran dapat diberi pertanggug jawab lab?
Kapan manajer pemasaran berada pada posisi yang tepat untuk membuat trade-off
pendapatan/ pengeluaran yang mendasar. Hal ini sering terjadi pada saat ada
kondisi yang berbeda diwilayah geografis yang berbeda pula misanya aktivitas
pemasaran luar negri. Dalam aktivitas seperti ini, sangat sulit untuk
mengendalikan secara terpusat keputusan-keputusan seperti bagaimana memasarkan
suatu produk, bagaimana menentukan harga, kapandan berapa besar pengeluaran
yang akan dihabiskan untuk promosi penjualan, dan pada media apa saja,
bagaimana melatih orang-orang bagian penjualan ataupun dealer, dimana
dan kapan dapat menciptakan dealer yang baru.
2. Manufactur
Aktivitas manufactur biasanya merupakan pusat beban ,dimana
manajemen dinilai berdasarkan kinerja versus biaya standar dan anggaran
overhead, oleh karena itu, dimana proses manufactur diukur terhadap biaya
standar, dianjurkan membuat evaluasi yang terpisah atas aktivitas-aktivitas
seperti pengendalian mutu, penjadwalan produk, dan keputusan buat atau beli ( make
or buy decision).
Beberapa pengarang berpendapat bahwa unit manufactur sebaiknya
tidak dijadikan pusat laba kecuali jika unit tersebut menjual sejumlah besar
hasil produksinya konsumen luar ; mereka menganggap bahwa unit yang
prioritasnya adalah menjual ke unit bisnis lain sebagai pusat laba semua atas
dasar bahwa pendapatan yang dihasilkan dari penjualan ke unit lain dalam
perusahaan merupakan fakta yang palsu. Walaupun begitu, beberapa perusahaan
membuat pusat laba untuk unit semacam ini, jika dirancang dengan baik sistem tersebut
dapat menciptakan insentif yang sama dengan yang didapat dari penjualan ke konsumen
luar.
3. Unit Pendukung dan Pelayanan
Unit- unit pemeliharaan, teknologi informasi, tranportasi, teknik,
konsultan, layanan konsumen, dan aktivitas pendukung sejenis dapat dijadikan
sebagai pusat laba , unit bisnis tersebut membebankan biaya pelayanan yang
diberikan, dengan tujuan finansial untuk menghasilkan bisnis yang mencukupi
sehinga pendapatan setara dengan pengeluaran. Ketika unit jasa dikelola sebagai
pusat laba, para manejernya termotivasi untuk mengendalikan biaya supaya para
konsumen tidak lari, sementara manajer unit penerima termotivasi untuk membuat
keputusan mengenai apakah jasa yang diterima sesuai dengan harganya
Organisasi
Lainnya
Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang bertanggung jawab atas
pemasaran produk perusahaan diwilayah geografis tertentu sering kali menjadi
pusat laba secara alamiah. Meskipun manajer cabang tidak memiliki tanggung
jawab manufactur atau pembelian, profitabilitasnya sering kali merupakan
satu-satunya ukuran kinerja yang paling baik, pengukuran laba merupakan suatu
alat motivasi yang sempurna. Karena itu, toko-toko dalam rantai ritel, restoran-restoran
pada rantai makanan cepat saji, dan hotel-hotel pada rantai hotel merupakan
pusat-pusat laba.
F.
Metode Penentuan Laba
Kinerja
ekonomis suatu pusat laba selalu diukur dari laba bersih ( yaitu, pendapatan,
yang tersisa setelah seluruh biaya, termasuk porsi yang pantas untuk overhead
korporat, dialokasikan ke pusat laba. Meskipun demikian, kinerja pusat laba
dapat dievaluasi berdasrkan lima ukuran profitabilitas: (1) Margin Kontribusi,
(2) Laba Langsung, (3) Laba yang dapat dikendalikan, (4) Laba sebeluim Pajak,
(5) Laba Bersih.( Robert N.A dan
Vijay G.2012. Hal.2449).
a.
Margin Kontribusi
Alasannya adalah beban tetap berada di luar kendali manajer
sehingga perhatian manajer harus fokus pada usaha memaksimalkan margin
kontribusi.
Cara menghitungnya :
![]() |
b.
Laba Langsung
Menggabungkan seluruh pengeluaran pusat laba, tidak menggabungkan
unsur manfaat motivasi dan biaya-biaya kantor pusat.
Cara menghitungnya :
![]() |
c.
Laba yang Dapat Dikendalikan
Misalnya, layanan teknologi informasi.
Cara menghitungnya :
![]() |
d. Laba Sebelum
Pajak
Cara menghitungnya :
![]() |
e.
Laba Bersih
Yaitu jumlah laba setelah pajak.
Cara menghitungnya :

Pendapatan
Memilih metode
pengakuan pendapatan yang tepat sangatlah penting. Apakah pendapatan akan
dicatat ketika pesanan dibuat, ketika pesanan dikirim, ataukah uang ketika uang
kas diterima?. Setiap pusat laba harus diberikan nilai yang sesuai atas
bagiannya dalam transaksi tersebut, perusahaan mengambil posisi bahwa
indentifikasi tanggung jawab yang tepat untuk penciptaan pendapatan nerupakan
sesuatu yang sangat sulit dilaksanakan, dan ternaga penjualan harus menyadari
bahwa mereka tidak hanya bekerja untuk kebaikan perusahaan.
Pertimbangan Manajemen
Sebagian besar kebingungan yang timbul dalam
mengukur kinerja manajemen pusat laba biasanya terjadi sebagai akibat dari
kegagalan untuk memisahkan antara pengukuran kinerja manajer dan pengukuran
ekonomis suatu pusat laba. Para manajer harus diukur berdasarkan pos-pos yang
dapat mereka kendalikan, bahkan jika mereka tidak memiliki pengendalian penuh
terhadap pos tersebut.
Dalam mengikuti pedoman- pedoman tersebut tidak
berarti bahwa semua masalah terpecahkan. Salah satu cara untuk membuat
penilaian ini dapat diandalkan adalah dengan mengeleminasi semua pos agar
manajer tidak memiliki pengaruh.
Analisis
varians nerupakan hal yang penting dalam mengevaluasi kinerja manajemen. Tetapi
sistem analisis varians yang paling baikpun masih tetap membutuhkan unsur
penilaian, dan salah satu cara untuk membuat penilaian ini dapat diandalkan
adalah dengan mengeliminasi semua pos untuk mana manajemen tidak memiliki pengaruh
( atau melaporkannya sedemikian rupa sehingga varains tersebut tidak
berkembang.
G.
Unit Bisnis
Sebagai Pusat Laba
Hampir
semua unit bisnis diciptakan sebagai pusat laba karena manajer yang bertanggung
jawab atas unit tersebut memiliki kendali atas perkembangan produk, proses
produksi, dan pemasaran. Para manajer tersebut berperan untuk mempengaruhi
pendapatan dan beban sedemikian rupa sehingga dapat dianggap bertanggung jawab
atas laba bersih. Meskipun demikian wewenang seorang manajer dapat dibatasi
dengan berbagai cara, yang sebaiknya dicerminkan dalam desain dan operasi pusat
laba.( Robert N.A dan Vijay G.2012. Hal.242)
Hal
utama yang harus dipertimbangkan adalah adanya batasan atas wewenang manajer
unit bisnis. Batasan dapat muncul dari unit bisnis lain maupun dari manajemen
korporat.
Batasan
Atas Wewenang Unit Bisnis
Untuk memahami sepenuhnya manfaat dari konsep pusat
laba, manajer unit bisnis akan memiliki otonomi seperti presiden dari suatu
perusahaan independen. Dalam pratik sehari-hari, otonomi semacam ini tidak
pernah ada. Jika suatu perusahaan dibagi menjadi unit-unit yang sepenuhnya
independen, maka perusahaan tersebut akan kehilangan manfaat dari sinergi dan
ukuran yang ada.
Batasan
dari Unit
Bisnis
Lain
Salah satu masalah utama terjadi ketika suatu unit
bisnis harus berurusan dengan unit bisnis lain. Sangatlah berguna untuk
memikirkan pengelolaan suatu pusat laba dalam hal pengendalian atas tiga jenis
keputusan: (1) keputusan produk (barang atau jasa apa saja yang harus dibuat dan
dijual; (2) keputusan pemasaran (bagaimana, di mana, dan berapa jumlah barang
atau jasa yang dijual); dan (3) keputusan perolehan (procurement) atau sourcing
(bagaimana mendapatkan dan memproduksi barang atau jasa).Jika seorang manajer unit bisnis mengendalikan ketiga
aktivitas tersebut, biasanya tidak akan ada kesulitan dalam melaksanakan
tanggung jawab laba dan mengukur kinerja. Pada umumnya semakin terintegrasi
suatu perusahaan maka akan semakin sulit melakukan tanggung jawab pusat laba
tunggal untuk ketiga aktivitas tersebut dalam lini produk tunggal dipecah
kedalam dua unit bisnis atau lebih,sehingga memisahkan kontribusi tiap-tiap
unit bisnis demi kesuksesan lini produk secara keseluruhan.( Robert N.A dan Vijay G.2012. Hal.243).
Batasan
dari Manajemen
Korporat
Batasan- batasan yang
dikenakan oleh manajemen korporat dikelompokkan menjadi 3 bagian: 1) Batasan
yang timbul dari pertimbangan- pertimbangan stategis; (2) Batasan yang timbul
karena adanya keseragaman yang diperlukan; (3) Batasan yang timbul darai nilai
ekonomis sentralisasi.
Pada umumnya perusahaan memberlakukan batasan pada
unit- unit bisnis karena kebutuhan akan keseragaman. Satu batasan adalah bahwa
unit bisnis harus menyesuaikan diri terhadap system pengendalian manajemen dan
akuntansi perusahaan. Untuk penyeragaman dan untuk kebijakan personalia
lainnya, kantor pusat juga harus mengeluarkan biaya. Ini sama seperti
penyeragaman etika, pemilihan pemasok, computer dan peralatan komunikasi, dan
bahkan desain kop surat dari unit bisnis.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Pusat
laba adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya diukur
berdasarkan laba (selisih antara pendapatan dan beban) yang diperoleh. Pusat
laba dapat dibentuk dengan struktur divisionalisasi, yang memungkinkan unit utama
bertanggungjawab terhadap produksi dan pemasaran sekaligus. Pusat laba dibentuk
dengan keputusan expense and revenue trade-off. Keputusan ini ditentukan dengan
2 kondisi, yaitu Manajer memiliki akses ke informasi yang relevan dalam membuat
keputusan dan terdapat ukuran efektivitas atas trade-off yang dibuat manajer.
Seluruh
pusat tanggung jawab diibaratkan sebagai suatu kesatuan rangkaian yang mulai
dari pusat tanggung jawab yang sangat jelas. Manajemen harus memutuskan apakah
keuntungan dari delegasi tanggung jawab laba akan dapat menutupi kerugiannya,
sebagaimana dibahas berikut ini. Seperti halnya pilihan-pilihan desain system
pengendaian maajemen, dalam ini tidak ada batasan-batasan yang jelas.
Perusahaan
multibisnis biasanya terbagi ke dalam unit-unit bisnis dimana setiap unit
diperlakukan sebagai unit penghasil laba yang independen. Tetapi subunit yang
ada dalam unit bisnis tersebut dapat saja terorganisir secara fungsional misal aktivitas operasi
pemasaran, manufaktur, dan jasa yang dijadikan sebagai pusat laba.
B. Saran
Dari
uraian yang telah pemakalah jelaskan, maka pemakalah meminta saran dan kritikan
dari pembaca agar makalah ini dapat di sempurnakan karena pemakalah menyadari
masih banyak kesalahan maupun kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N
dan Vijai Govindarajan. 2012. Management Control System. Jakarta:
Salemba Empat.
Halim,
Abdul,dkk.2009(Edisi Revisi). Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
https://paliandri.files.wordpress.com/2010/04/bab-5-spm.doc




Betsson Casino Review 2021 | €300 Welcome Bonus + 125 Free Spins
BalasHapusBetsson is 삼성 코엑스 a highly respected brand in the online gambling industry. They have had 이스포츠 some great games and their brand 밑슴 has exploded. It is a great club w88 Rating: 3.8 · Review by Online 모바일 벳 365 CasinosCan I try Betsson games for free?Is Betsson legit?
Borgata Hotel Casino & Spa - Jackson County Chamber of
BalasHapusCasino. The Borgata Hotel Casino 제천 출장마사지 & Spa is one of the most 여주 출장마사지 luxurious hotels on the Mississippi 김해 출장안마 Coast. 수원 출장안마 There is a seasonal 강원도 출장샵 outdoor pool and
terimakasih sharingnya, sangat bermanfaat
BalasHapusuntuk pembahasan mengenai pusat laba, mungkin link berikut bisa menjadi tambahan referensi
https://www.krishandsoftware.com/blog/1239/pengertian-pusat-laba-dan-jenisnya/